Potret Aksi Mahasiswa 11 April

Potret Aksi Mahasiswa 11 April


    

    Aksi demonstrasi 11 April lalu dihadiri oleh berbagai kalangan. Dari kalangan mahasiswa, ada tiga rombongan yang mewakili kelompok yang berbeda-beda, yaitu Gerakan Suara Rakyat Sumbar, Aliansi BEM Sumatera Barat, dan Lima Cipayung yang terdiri dari lima organisasi kepemudaan di Sumbar.

    Tidak hanya mahasiswa, beberapa masyarakat yang melintas turut bergabung dengan rombongan mahasiswa, seperti ibu-ibu dan pengemudi ojek online.

    Aksi yang dihadiri ribuan mahasiswa sudah berlangsung sejak pagi mulanya berjalan dengan lancar. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) , Supardi sendiri juga sempat menemui kerumunan massa untuk membacakan tuntutan.

    Selepas Zuhur, semakin banyak mahasiswa yang datang bergabung ke kerumunan massa. Aksi pada siang ini berlangsung di gerbang Khatib Sulaiman.

   Mahasiswa mendesak aparat untuk mengizinkan bertemu Ketua DPRD, Supardi di dalam halaman Gedung DPRD. Dialog dengan aparat kepolisian sempat terjadi berulang kali, namun berakhir tanpa kesepakatan.

 

    

    Aparat kepolisian menilai keberadaan massa di dalam lingkungan Gedung DPRD berpotensi menjadi kericuhan sehingga dengan alasan keamanan massa aksi tidak diizinkan masuk ke dalam.

    Dialog keduapun terjadi antara mahasiswa dengan Ketua DPRD dan Kapolres Kota Padang. Hasil dialog yang masih tidak menemukan kata sepakat.


    

    Tak lama berselang, sorak teriakan mahasiswa mulai terdengar. Ban bekas di bakar di depan gerbang DPRD. Beberapa oknum dari barisan mahasiswa melemparkan botol dan batu ke arah aparat kepolisian.

    Aparat kepolisian yang semakin terdesak menahan lemparan botol dan batu dari mahasiswa pada akhirnya terpaksa mengambil tindakan. Tembakan gas air mata diarahkan ke kerumunan mahasiswa.Kerumunan mahasiswa seketika bubar berlari menghindari perihnya gas air mata. Beberapa massa aksi yang masih berusaha menyerang aparat dan dianggap provokator satu persatu ditangkap.

    Aksi berakhir sekitar pukul enam sore setelah seluruh massa bubar dan Polisi berhasil mengamankan situasi.


Temui Massa, Ketua DPRD Sumbar Tandatangani Tuntutan Massa

Temui Massa, Ketua DPRD Sumbar Tandatangani Tuntutan Massa

 

Ketua DPRD Sumbar, Supardi saat temui massa aksi di depan Gedung DPRD Sumbar, Senin (11/4).

    Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatra Barat (Sumbar), Supardi menemui ratusan massa aksi yang mengaku sebagai Gerakan Suara Rakyat Sumbar di Depan Gedung pada, Senin (11/4).
    Supardi datang menemui massa mahasiswa bersama anggota DPRD lain, seperti Evi Yandri Rajo Budiman, Ali Tanjung, dan Sekwan Raflis. Ia diminta untuk membacakan tuntutan dan menandatangani sebagai bentuk persetujuannya terhadap tuntutan yang disampaikan.

Adapun tuntutan mahasiswa ada delapan, yaitu:
1. Menuntut Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menolak dengan tegas dan lugas        penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode.
2. Menuntut kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk menstabilkan harga dan                   ketersediaan bahan pokok (dalam hal ini menurunkan harga minyak goreng dan bahan          pokok lainnya yang hari ini sangat mahal).
3. Menuntut kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk menurunkan harga bahan bahan      bakar minyak agar tidak terjadi kesenjangan di antara masyarakat Indonesia.
4. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk menunda dan mengkaji kembali UU IKN                  sekaligus dampak yang ditimbulkan akibat pemindahan ibu kota negara.
5. Menuntut Pemerintah Pusat membatalkan kenaikan pajak pertambahan nilai sebesar 11%      karena sangat-sangat menyengsarakan rakyat.
6. Menolak Proyek Strategis Nasional karena banyak mengabaikan hak-hak rakyat                    Indonesia.
7. Menolak keberadaan dan keberlanjutan Otsus di Papua. Menuntut Presiden RI segera            menarik militer non organik dan anorganik dari seluruh tanah air west Papua.
8. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah segera mencabut pengesahan Daerah Operasi        Baru (DOB) dari Papua karena tidak mencerminkan kesejahteraan rakyat.

    Setelah membacakan tuntutan mahasiswa, Supardi menandatangani dan memberikan stempel DPRD Sumbar di kertas tersebut. Selain itu, Supardi juga mengucapkan terima kasih karena aksi kala itu berlangsung damai. Sebelumnya Juru Bicara dari Gerakan Suara Rakyat Sumbar, Revo mengatakan bahwa aksi ini merupakan reaksi masyarakat atas kebijakan dan isu hangat yang sedang terjadi saat ini.

Reporter: Agung Maulana Irsyad

Instagram dan Twitter, Dua Sisi yang Berbeda

Instagram dan Twitter, Dua Sisi yang Berbeda



Oleh Ummi Kultsum

Kemajuan zaman membuat kemudahan akses berselancar di dunia maya tak perlu diragukan lagi. Kabar terhangat dapat sampai ke pangkuan persis detik terjadinya peristiwa.  Banyak media sosial sebagai wadah menyalurkan info terkini. Beragam media sosial dapat diakses oleh beragam kalangan. Contohnya saja Instagram dan Twitter, dua aplikasi paling update terkait peristiwa yang terjadi di masyarakat.

Dirilis tahun 2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger, Instagram menjadi layanan jejaring sosial yang diminati berbagai kalangan. Aplikasi Instagram berupa media mengunggah foto dan video yang berisi informasi atau sekadar ajang promosi. Dewasa ini Instagram menjadi ajang pamer kekayaan dan pencapaian diri, banyak digunakan artis sebagai lahan endorsement, tempat mencekal orang lain, dan sebagai media untuk mengulik kehidupan pribadi seseorang.

Kemudahan informasi dapat kamu genggam melalui layar beranda dan pencarian sesuai dengan apa yang kamu follow. Jika terjadi sebuah peristiwa, kabarnya dapat langsung sampai kepada pengguna Instagram. Di Instagram penggunanya dengan mudah mengomentari apa yang sedang terjadi, bereaksi cepat terhadap kinerja pemerintah, skandal artis, atau sekadar video lucu dari masyarakat umum. Namun, jika dipikir-pikir kesehatan mental pengguna Instagram sangat memprihatinkan. Bayangkan saja, kamu tidak mengenal seseorang secara karib—yang hanya dilabeli sebagai netizen—namun ia dengan mudah menghakimi dan mengomentari hidupmu. Jika tidak pandai-pandai memfilter, Instagram dapat menjelma menjadi monster yang merusak mental penggunanya.

Dapat dicontohkan dengan laman Instagram milik musisi muda, Gangga Kusuma. Pelantun ‘Blue Jeans’ ini tengah dirundung netizen akibat rumor memutuskan hubungan dengan selebgram Awkarin selepas acara lamaran. Bermula dari cuitan Awkarin dari aplikasi Twitter “Ngga usah yari-nyari penyakit dengan balikan sama mantan. Ngga usah ngepost kalau dilamar, bisa jadi itu cuma prank.” Praduga bermunculan, merebak para netizen membanjiri kolom komentar Instagram milik Gangga dengan kalimat pedas. Netizen pembela Awkarin menyampaikan kekecewaannya kepada Gangga “Lo jahat bgt sumpah,” “Karin lo apain woi,” “Bang lu beneran ngelamar Karin cuma prank?? Jahat banget,” “Lamaran dijadiin prank anjr*t.” kalimat-kalimat seperti itu tengah bertengger di Instagram milik Gangga. Dapat dilihat bagaimana permainan netizen dalam menghakimi kehidupan seseorang baik masyarakat biasa maupun artis terkenal.

 Beralih dari Instagram, terdapat aplikasi Twitter yang diluncurkan pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey. Awalnya aplikasi ini tidak begitu menarik hingga tahun 2016 kemudahan akses tanpa batasan umur yang ketat membuat namanya naik melejit dan banyak digunakan oleh remaja. Beragam informasi terbaru dapat kamu temukan melalui beranda Twittermu. Diskusi netizen Twitter terhadap sebuah permasalahan sangat menarik. Semua hal didebatkan, mulai dari pemerintahan, perihal agama, skandal artis, pertanyaan konyol penggunanya, bahkan urusan rumah tangga dapat menjadi topik perdebatan pengguna Twitter. Twitter menjadi aplikasi tercepat mengungkap sesuatu, jika kamu ditipu, dilecehkan, dan kehilangan sesuatu maka dengan membuat cuitan ”Twitter please do your magic” atau “Spill the tea” maka akan viral dengan cepat, masalahmu dapat teratasi di sini.

Penggunanya dapat berkeluh kesah, mengumpat, dan memuji seseorang tanpa harus tahu identitasnya. Dikarenakan nama pengguna pada aplikasi ini dapat kita kreasikan dan tidak ada kewajiban menggunakan nama asli. Pengguna Twitter dapat dengan mudah mengasihani kehidupan seseorang, berempati dengan cuitan seseorang, namun sekali membuat keteledoran akan tercipta hujatan dan membuat akunmu menjadi blunder. Selain itu, kemudahan akses apa saja pada aplikasi Twitter cukup mengerikan, karena tidak ada batasan umur yang ketat banyak anak di bawah umur yang menggunakan aplikasi ini tanpa pengawasan dari orang tua. Berbekal dari fans K-Pop dengan profil artis korea kegemarannya, sesama fans tersebut dapat bertengkar dan saling mengeluarkan kalimat yang tidak pantas, tidak terkecuali kalimat-kalimat yang menyuruh mati. Tentu hal ini dapat berdampak dengan kehidupan penggunanya. Meski terjadi di dunia maya, realitanya dapat dirasakan di kehidupan nyata. Mengerikan!

Terlepas dari kedua sisi aplikasi tersebut, sedikit banyaknya memiliki pengaruh yang baik dalam pengembangan informasi untuk masyarakat. Berbagai bidang menjadi terbantu akibat perkembangan teknologi dari kedua aplikasi. Meski tidak dipungkiri sisi negatif pasti dimiliki masing-masing aplikasi. Kita sebagai masyarakat pengguna, diharapkan lebih selektif dan bijak bermedia sosial.

Perbaiki Jalan, Masyarakat Nagari Lasi Lakukan Gotong Royong

Perbaiki Jalan, Masyarakat Nagari Lasi Lakukan Gotong Royong


Aktivitas gotong royong memperbaiki jalan yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Lasi pada, Minggu (13/3). f/Ega

Masyarakat Kenagarian Lasi dipimpin langsung oleh Wali Nagari melaksanakan gotong royong perbaikan dan pembersihan jalan di Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Minggu (13/3).

Yetriman (58) atau dikenal dengan sebutan Mak Iyet, penanggung jawab lapangan mengatakan bahwa kegiatan gotong royong ini merupakan dalah satu program desa yang akan dilaksanakan setiap hari Minggu guna memperbaiki kerusakan-kerusakan jalan di Nagari Lasi. Adapun perbaikan jalan ini akan dilaksanakan di beberapa dusun di Nagari Lasi.

“Perbaikan jalan ini dimulai dari Dusun Guci, Surau Baru, Bonjo, Simpang Rundo, Simpang Korong, Koto Tinggi, Koto Parampek, Batu Jolang, hingga nantinya selesai di Pauah,” ujar Mak Iyet pada, Minggu (13/3).

Lebih lanjut, Mak Iyet mengatakan bahwa pendanaan perbaikan gotong royong ini didapatkan dari hasil iuran warga sebesar Rp50.000 setiap rumah. Adapula sumbangan yang dipungut di Pasar Lasi oleh pemuda-pemuda nagari dan bantuan dari masyarakat Lasi yang merantau.

“Dana tersebut digunakan untuk dibelikan semen, pasir, dan batu,” jelasnya.

Syahwal, selaku Nyiak Jorong Lasi mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh partisipan gotong royong yang turut andil dalam kegiatan tersebut. Ia berharap, perbaikan jalan ini terlaksana dengan lancar dan cepat selesai. Reporter: Ega

“Kegiatan ini dimulai pada hari ini. Kedepannya akan dilaksanakan setiap hari Minggu dan ditargetkan akan selesai sebelum Hari Raya Idul Fitri nanti,” ujar Syahwal, Minggu (13/3).

Salah satu partisipan gotong royong, Mardian mengatakan kegiatan ini memiliki banyak dampak positif untuk warga. “Selain memperbaiki jalan, kegiatan ini juga membuat terjalinnya silaturahmi, menguatkan kekompakan antar masyarakat, dan memajukan nagari,” ujar Mardian, Minggu (13/3).

Reporter: Ega

Heboh Bupati Tanah Datar Pelihara Rusa di Halaman Rumah Dinas

Heboh Bupati Tanah Datar Pelihara Rusa di Halaman Rumah Dinas

Tiga ekor rusa peliharaan Bupati Tanah Datar, Eka Putri di halaman rumah dinasnya pada, Selasa (16/3). f/Khalida

Masyarakat Kabupaten Tanah Datar dibuat heboh dengan keputusan Bupati Kabupaten Tanah Datar, Eka Putra yang memutuskan untuk memelihara tiga ekor rusa di halaman rumah dinasnya pada awal Januari lalu. Rusa tersebut ditempatkan di halaman berumput dengan kawat besi di pagar yang mengelilinginya. 

Hal ini tentunya menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sebagian masyarakat setuju karena keberadaan Rusa akan menambah keindahan, sebagian lainnya mengkhawatirkan keberadaan Rusa tersebut akan mengganggu masyarakat.

Salah satunya adalah Rifqi, masyarakat yang sehari-hari beraktivitas melewati rumah dinas Bupati Tanah Datar ini memberikan tanggapan bahwa tidak ada masalah dengan adanya Rusa di rumah dinas tersebut.

 “Saya pribadi tidak terlalu keberatan dengan keputusan Bapak Eka untuk memelihara Rusa di halaman rumah dinasnya,” ujar Rifqi pada, Selasa (16/3).

Lebih lanjut, ia mengatakan belum ada permasalahan yang timbul akibat dari adanya Rusa tersebut karena hingga saat ini ketiga Rusa tersebut masih dirawat dan dijaga dengan baik.

Disisi lain, Rifqi tetap memiliki kekhawatiran terhadap keberadaan Rusa tersebut. Ia khawatir keberadaan Rusa akan merusak halaman rumah dinas dan menimbulkan bau yang dapat mengganggu pengguna jalan yang melintas.

“Saya berharap kedepannya rusa-rusa itu tetap diperhatikan dan dijaga dengan baik agar tidak ada permasalahan yang timbul dan masyarakat juga tidak terganggu dengan keberadaanya rusa tersebut,jelasya.

Reporter: Khalida

Pulau Cingkuak dan Keindahannya

Pulau Cingkuak dan Keindahannya

Oleh Hayatunnisa


Pagi itu, Minggu (13/3) pukul 09.00 saya bersama rombongan lima teman lainnya berencana pergi ke Pulau Cingkuak, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Kami berangkat dari Pasar Raya menaiki bus. Masing-masing dari kami dikenakan biaya tiket Rp20.000. Informasi dari salah satu teman rombongan, Resti yang merupakan warga asli Pessel mengatakan perjalanan di atas bus akan memakan waktu selama dua jam.

Tepat dua jam setelahnya kami sampai di Pantai Carocok, salah satu pantai yang menjadi destinasi favorit wisata di Pessel. Sembari dipandu oleh Resti, kami menyusuri pantai dengan pasir berwarna putih hingga akhirnya sampai di tempat registrasi masuk ke pulau Cingkuak. Setiap orang dikenakan biaya Rp5.000. setelahnya, kami berjalan menuju dermaga ke tempat perahu yang akan membawa kami menuju Pulau Cingkuak. Kali ini setiap orang dikenakan biaya Rp20.000.

Pulau Cingkuak letaknya memang tidak jauh dari Pantai Carocok. Jika menaiki perahu, perjalanan hanya memakan waktu sekitar lima menit. Letaknya yang cukup dekat dan mudah diakses inilah yang menjadikan pulau ini wamai dikunjungi wisatawan.

Di tengah perjalan di atas perahu dengan hembusan angin yang teduh, sebuah pertanyaan terlontar dari salah seorang kawan. Mengapa pulau ini dinamakan “cingkuak” yang dalam bahasa Minang artinya adalah “monyet”. Pertanyaan tersebut ditodongkan kepada kawan kami Resti. Ia sendiri tidak tahu pasti alasannya, namun ia berkata kemungkinan dulunya ada banyak monyet di pulau ini.

Sesampainya di dermaga, kami disuguhkan dengan gugusan pasir putih yang terbentang di sepanjang bibir pulau. Turun dari perahu, kami menaiki dermaga yang terbuat dari tong-tong yang membuat dermaga tersebut terapung. Tampak pula di sebelah kanan dermaga sebuah ayunan sepertinya sengaja ditaruh untuk dijadikan spot foto oleh wisatawan.

Saat kami tiba jam menunjukkan waktu makan siang tiba. Kamipun mencari tempat untuk makan siang. Tidak susah mencari makan siang di pulau ini. Ada banyak warung yang menyediakan beragam jenis makanan. Wisatawan jadi tidak perlu membawa bekal dari rumah.

Pulau ini berpasir putih, debur ombaknya tidak begitu kencang. Pantainyapun begitu bersih sehingga membuat wisatawan nyaman. Ada banyak spot foto yang dapat dipakai oleh wisatawan. Begitu pula dengan wahana bermain. Ada banana boat, jet sky, donat, dan sebagainya. Wisatawan juga bisa snorkling dengan menyewa peralatannya terlebih dahulu.

Kami sendiri hanya mencicipi dua wahana, yaitu banana boat dan donat. Kedua wahana ini cukup memacu adrenalin karena sensasi menegangkan ketika dijatuhkan dari banana boat dan terombang ambing ombak ketika menaiki donat.

Waktu yang seakan berlalu terlalu cepat membuat hari sudah semakin sore. Tidak cukup waktu kami untuk menjelajahi seluruh wahana dan fasilitas pulau. Kamipun kembali pulang ke daratan. Di tengah perjalan kembali ke Pantai Carocok, Resti mengatakan bahwa di Pulau Cingkuak ini ada destinasi wisata sejarah peninggalan penjajahan Jepang yang terletak ditengah pulau. Sangat disayangkan kami baru mengetahui informasi ini ditengah perjalanan pulang. Tentunya wisata sejarah ini dapat dijadikan daftar tambahan objek yang harus dikunjungi di Pulau Cingkuak kedepannya.

Pasar Raya Terkini

Pasar Raya Terkini

 

Lebih tertata: Kondisi Pasar Raya saat ini setelah dilakukan penertiban terhadap pedagang yang tumpah kejalan dan menyebabkan kemacetan, Rabu (16/3). f/Marisa

Garis kuning: Pedagang yang berjualan sesuai tempatnya berada di dalam kotak dengan garis kung sebagai batas antara lapak dan jalan, Rabu (16/3). f/Chintya

    Tepat sebulan yang lalu, Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang melanggar aturan di kawasan Pasar Raya. Padang.

    Para PKL tersebut ditertibkan lantaran para pedagang memakan terlalu banyak badan jalan. Ditambah lagi banyaknya pengunjung Pasar Raya mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas yang membelah kawasan tersebut. Tak heran, Pasar Raya yang dulu terkenal akan kepadatan dan kemacetannya.


Berjalan: Tampak pengunjung Pasar Raya yang sedangberjalan dan berlalu lalang dengan tenang, Rabu (16/3) f/Chintya
Nakal: Beberapa PKL yang masih nekat berjualan di area dilarang berjualan di kawasan Pasar Raya, Kota Padang, Rabu (16/3). f/Marisa

    Kini usai dilakukannya penertiban, para PKL lebih tertata dan lebar jalan yang tersedia tercukupi  sehingga arus lalu lintas tampak lebih lancar. Tampak para pedagang menggelar kiosnya di atas kotak bergaris kuning. Garis kuning tersebutlah yang menjadi batas lebar lapak pedagang.

    Namun, beberapa PKL lainnya tampak masih tak mengindahkan aturan yang ada. Tampak beberapa pedagang masih berjualan di tengah jalan. Pedagang yang melanggar ini menggelar dagangannya bukan di kios tetap, tetapi di atas motor ataupun gerobak sehingga akan memudahkan mereka untuk kabur ketika ada petugas. Meskipun demikian, secara keseluruhan para pedagang menaati aturan ini. Keadaan pasar tampak lebih rapi, lapang, dan masyarakat tampak lebih nyaman berbelanja.